Kisah Ali bin Abi Thalib R.A
ALI BIN ABI THALIB R.A. MELEWATI SEBUAH KUBUR
Kumail ra.
bercerita, “Pada suatu hari saya berjalan-jalan bersama Ali ra. ke arah hutan. Dia mendekati tanah perhuburan yang terdapat di
situ sambil berkata, “Waha ahli kubur! Wahai kamu yang menghuni tempat yang
sunyi ini! Bagaimanakah keadaan kamu di alam sana? Setahu kami segala harta peninggalanmu
telah habis dibagi-bagikan, anak-anakmu telah menjadi yatim, dan janda-janda
yang kamu tinggalkan telah menikah lagi. Sekarang certikan sedikit mengenai
dirimu.”
Kemudian sambil menoleh kearah saya dia berkata,
“Wahai Kumail! Seandainya mereka dapat bicara, sudah tentu mereka akan
mengatakan bahwa sebaik-baiknya bekal adalah takwa.” Setelah berkata demikian,
dia menangis. Katanya lagi, “Wahai Kumail, kubur adalah kotak tempat menyimpan
amal. Dan hal ini akan diketahui setelah kematian menjemput kita.”
Hikmah dari kisah di atas
Amal
perbuatan manusia yang baik ataupun yang buruk akan tersimpan di dalam kubur,
sebagaimana terpelihara di dalam suatu kotak. Kisah seperti telah banyak di
riwayatkan dalam beberapa hadits, bahwa amal dan kebaikan akan menyerupai seorang
manusia yang berwajah tampan. Ia akan menemani si mayit itu untuk menghibur dan
menyenangkan hatinya. Sedangkan perbuatan buruk akan datang berupa manusia yang
berwajah buruk dan berbau busuk sehingga menambah kesengsaraannya.
Nabi saw. bersabda, “Tiga hal yang mengikuti
seseorang kealam kuburnya: harta bendanya, kaum kerabatnya, dan amal
perbuatannya. Harta dan kerabatnya akan kembali setelah upacara penguburan, yang
tetap tinggal bersamanya hanyalah amal perbuatannya saja.”
Pada suatu
hari Rasulullah saw. bertanya kepada
para sahabat, “Tahukah kamu tentang pemisalan hubunganmu dengan saudaramu,
kekayaanmu dan amal perbuatanmu?” Para sahabat
semuanya ingin mendengar penjelasan beliau.
Kemudian
Rasulullah saw. bersabda, “Hubunganmu
dengan semua itu seperti seorang manusia dengan tiga orang saudaranya. Apabila manusia itu hampir mendekati
wafatnya, ia pun memanggil saudaranya yang pertama lalu berkata, “Saudaraku,
engkau tahu akan keadaanku bukan? Apakah
pertolongan yang dapat engkau berikan kepadaku? Saudaranya menjawab “Aku akan
merawatmu dan mengobatimu, serta melayanimu sepenuhnya. Jika engkau meninggal,
aku akan memandikanmu, mengafanimu serta mengusung jenazahmu ke kuburan.
Setelah penguburan, aku akan berdoa kebaikan untukmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Saudaranya yang pertama
ini adalah kaum kerabatnya.” Saudaranya yang kedua ketika diberi pertanyaan
yang sama, ia menjawab, “Aku akan bersama-sama denganmu selama engkau masih
hidup, apabila engkau telah meninggal aku akan pergi ke tempat yang lain.”
Saudaranya yang kedua ini adalah harta kekayaannya. Ketika bertanya kepada saudaranya yang
ketiga, ia menjawab, “Aku akan menemanimu walau pun kamu sudah berada di alam
kubur, menjadi penghibur hatimu di tempat yang penuh ketakutan. Ketika amal
perbuatanmu di timbang, aku akan duduk di timbangan amal kebaikan dan
memberatkannya.” Saudaranya yang terakhir ini adalah amal saleh yang telah
dilakukannya. Rasulullah saw. bersabda, “Sekarang, saudara yang mana yang
menjadi pilihanmu?”
Jawab para
sahabat, “Ya Rasulullah, tidak diragukan lagi, saudaranya yang terakhir itulah
yang menjadi harapan kami, karena saudaranya yang pertama dan kedua tidak begitu
berguna,” (Muntakhab Kanzul Ummal)
Komentar
Posting Komentar