Keutamaan kalimat thayyibah

Kalimat thayyibah - laa ilaaha illallaah (tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah) mengandung cahaya dan kegembiraan seperti dinyatakan dalam beberapa hadits. Hafizh Ibnu Hajar rah.a. dalam kitabnya Almunabbihat bahwa Abu Bakar Shidiq r.a. berkata, “ Kegelapan ada lima macam dan lampu penerang baginyapun ada lima macam: 
  1.  Cinta dunia adalah gelap dan lampunya adalah takwa 
  2.  Perbuatan maksiat adalah gelap dan lampunya adalah taubat 
  3.  Kubur adalah gelap dan lampunya adalah ’laa ilaaha illallaah’ 
  4.  Akhirat adalah gelap dan lampunya adalah amal-amal saleh 
  5.  Jembatan shirat adalah gelap dan lampunya adalah yakin.” 
Hadits pertama dari Jabir r.a., Rasulullah saw. bersabda, “ Dzikir yang paling utama adalah laa ilaaha illallaah dan doa yang paling utama adalah alhamdulillaah.” (Hr. Tarmidzi-Misykat) 
Hadits ini dengan jelas menyatakan bahwa dzikir yang paling mulia adalah laa ilaaha illallaah. Sebagaimana disebutkan juga pada beberapa hadits yang lain, bahwa sumber dari setiap ajaran agama adalah kalimat tauhid, maka tidak heran jika kalimat tauhid ini dianggap sebagai dzikir yang paling mulia. Sedangkan alhamdulillaah dikatakan sebagai doa yang paling utama karena perbuatan memuji biasanya menunjukkan permintaan.  
Hadits kedua Abu Said al Khudri r.a. meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “ Suatu kali Musa a.s. memohon kepada Allah Swt., “Yaa Allah ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengannya aku dapat mengingat-Mu.” Allah berfirman, “Ucapkanlah laa ilaaha illallaah.” Musa a.s. berkata, “Ya Rabbi, kalimat ini diucapkan oleh setiap hambamu.” Allah berfirman lagi, “Ucapkanlah laa ilaaha illallaah.” Musa a.s. berkata lagi, “ Ya Rabbi, saya menginginkan sesuatu yang khusus untuk saya.” Allah berfirman, “ Wahai Musa, jika tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan disebelah timbangan dan laa ilaaha illallaah disebelah timbangan yang lain, niscaya timbangan laa ilaaha illallaah itu lebih berat.” (Hr. Nasai, Ibnu Majjah, dan Hakim) 
Hadits ketiga dari Abu Hurairah r.a., katanya, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw., ’Wahai Rasulullah, siapakah yang paling bahagia pada hari kiamat melalui syafaatmu?’ Rasulullah menjawab, “ Wahai Abu Hurairah, setelah aku melihat kesungguhanmu terhadap hadits, aku menyangka bahwa tidak ada seorangpun yang bertanya tentang hal ini sebelum kamu.” Lalu Rasulullah bersabda, ” Yang paling bahagia dengan memperoleh syafaatku pada hari kiamat kelak ialah orang yang mengucapkan kalimat ‘laa ilaaha illallaah’ dengan hati yang ikhlas.” (Hr. Bukhari)

(Dikutip dari kitab Fadhail A’mal, Fadhilah Dzikir, Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi Rah.a.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Silaturahmi

Pahala Sahur